Beranda > Geografi > GEMPA BUMI DAN FENOMENA GEMPA YOGYAKARTA 27 MEI 2006

GEMPA BUMI DAN FENOMENA GEMPA YOGYAKARTA 27 MEI 2006

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng besar di dunia yaitu lempeng Australia, Eurasia, dan Pasifik. Lempeng Eurasia dan Australia yang saling menujam di lepas pantai barat Pulau Sumatera, lepas pantai selatan pulau Jawa, lepas pantai Selatan kepulauan Nusatenggara, dan berbelok ke arah utara ke perairan Maluku sebelah selatan. Antara lempeng Australia dan Pasifik terjadi penujaman di sekitar Pulau Papua. Sementara pertemuan antara ketiga lempeng itu terjadi di sekitar Sulawesi. Itulah sebabnya mengapa di pulau-pulau sekitar pertemuan 3 lempeng itu sering terjadi gempa bumi.

Istilah gempa bukanlah hal yang asing bagi kita. Sering kali Indonesia merasakan adanya gempa, baik dalam skala yang kecil atau besar, dengan intensitas waktu yang singkat bahkan pernah juga dengan intensitas yang cukup lama. Gempa (atau lindu, orang Jawa bilang) pada dasarnya adalah akibat dari pelepasan energi secara tiba-tiba pada kerak bumi. Energi ini berasal dari akumulasi tekanan batuan akibat pergeseran kerak bumi. Dalam ilmu kegempaan sendiri, berdasar genesa atau kejadiannya gempa dibagi menjadi 3 macam, yaitu gempa tektonik, gempa vulkanik dan gempa runtuhan. Gempa tektonik disebabkan oleh pergerakan lempeng-lempeng benua dan lempeng samudra. Sedangkan gempa vulkanik disebabkan oleh aktivitas gunungapi. Gempa runtuhan terjadi akibat adanya benda yang jatuh, gempa ini hanya bersifat local (melanda daerah sekitar).

Memang tidak semua daerah di Indonesia rawan terjadinya gempa, pada dasarnya daerah-daerah yang berpotensi terkena gempa adalah daerah-daerah yang terletak di sepanjang pertemuan batas lempeng.

Indonesia tergolong salah satu wilayah paling aktif atas tingkat kegempaan di muka bumi ini. Pusat-pusat besar yang berkekuatan lebih dari 8 skala Richter (SR) terutama dijumpai sepanjang penyusupan lempeng atau sepanjang sesar geser mendatar dan wilayah dengan gejala-gejala kompresi. Di Indonesia gempa besar dan kecil banyak terjadi di bagian timur sepanjang jalur pertemuan lempeng Jawa-Banda dan sesar mendatar di Irian Jaya dan Daerah Maluku. Penyebaran pusat gempa akan sama seperti penyebaran gunung api.

Salah satu gempa bumi hebat terjadi pada Sabtu, 27 Mei 2006, jam 05.55 pagi, daerah kabupaten Bantul, DIY, Kabupaten Klaten, bahkan sebagian kecamatan di Kabupaten Sukoharjo maupun Kabupaten Boyolali luluh lantak diterjang gempa tektonik berskala 6 skala Ritcher, dengan pusat gempa tepat berada di bawah Kota Bantul. Gempa ini menelan korban ribuan orang, ratusan ribu rumah penduduk hancur berikut semua infrastrukturnya.

Pada dasarnya Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang dekat dengan pertemuan lempeng dan banyak terdapat gunung api yang tersebar di Indonesia. Akibat dari itu semua Indonesia sering dilanda bencana.

Berikut ini adalah 25 Daerah Wilayah Rawan Gempabumi Indonesia yaitu: Aceh, Sumatera Utara (Simeulue), Sumatera Barat – Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten Pandeglang, Jawa Barat, Bantar Kawung, Yogyakarta, Lasem, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kepulauan Aru, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sangir Talaud, Maluku Utara, Maluku Selatan, Kepala Burung-Papua Utara, Jayapura, Nabire, Wamena, dan Kalimantan Timur.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam “Gempa Bumi dan Peristiwa Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006” adalah sebagai berikut:

1.      Pengertian gempa bumi

2.      Penyebab dan proses terjadinya gempa bumi

3.      Klasifikasi gempa bumi

4.      Dampak terjadinya gempa bumi

5.      Ciri-ciri terjadinya gempa bumi

6.      Sejarah gempa bumi di Indonesia

7.      Gempa Yogyakarta


PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN GEMPA BUMI

Gempa adalah pergeseran tiba-tiba dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi. Ketika pergeseran ini terjadi, timbul getaran yang disebut gelombang seismik. Pergerakan gelombang gempa ke segala arah di permukaan bumi (tergantung pada topografinya). Ketika gelombang ini mencapai permukaan bumi, getarannya bisa merusak atau tidak tergantung pada kekuatan sumber, jarak fokus, mutu bangunan dan mutu tanah dimana bangungan berdiri. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila terdapat tekanan karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.

Gempa bumi adalah peristiwa berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif aktivitas gunung api atau runtuhan batuan. Kekuatan gempa bumi akibat aktivitas gunung api dan runtuhan batuan pada umumnya  relatif kecil, sedangkan untuk gempa akibat gerakan lempeng mempunyai daya kekuatan yang relative besar.

Gambar 1.  Gambar lempengan lokasi gempa

Gempa dapat terjadi kapan saja, tanpa mengenal musim. Meskipun demikian, konsentrasi gempa cenderung terjadi di tempat-tempat tertentu saja, seperti pada batas Plat Pasifik. Tempat ini dikenal dengan Ring Of Fire karena merupakan deretan dari gunung berapi.

Ilmuwan yang mempelajari sesar dan gempa disebut dengan seismologist. Mereka menggunakan peralatan yang disebut seismograf untuk mencatat gerakan tanah dan mengukur besarnya suatu gempa. Seismograf memantau gerakan-gerakan bumi dan mencatatnya dalam seismogram. Gelombang seismik, atau getaran yang terjadi selama gempa tergambar sebagai garis bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung besaran gempa. Seismologist menggunakan skala Richter untuk menggambarkan besaran gempa, dan skala Mercalli untuk menunjukkan intensitas gempa, atau pengaruh gempa terhadap tanah, gedung dan manusia.

Gambar 2. Alat Seismograf

B. PENYEBAB DAN PROSES TERJADINYA GEMPA BUMI

1. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi

Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi.

Gempa  bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi  pada kedalaman lebih dari 600 km.

Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunungapi. Gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak yang mempunyai kekuatan yang besar. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.

Ø      Hiposenter dan episenter (Focus and Epicenter)

Titik dalam perut bumi yang merupakan sumber gempa dinamakan hiposenter atau fokus. Proyeksi tegak lurus hiposenter ini ke permukaan bumi dinamakan episenter. Gelombang gempa merambat dari hiposenter ke patahan sesar fault rupture. Bila kedalaman fokus dari permukaan adalah 0 – 70 km, terjadilah gempa dangkal (shallow earthquake), sedangkan bila kedalamannya antara 70 – 700 km, terjadilah gempa dalam (deep earthquake). Gempa dangkal menimbulkan efek goncangan yang lebih dahsyat dibanding gempa dalam. Hal ini dikarena letak fokus lebih dekat ke permukaan, dimana batu-batuan bersifat lebih keras sehingga melepaskan lebih besar regangan (strain).

Ø      Sesar Bumi (Eart Fault)

Sesar (fault) adalah celah pada kerak bumi yang berada di perbatasan antara dua lempeng tektonik. Gempa sangat dipengaruhi oleh pergerakan batuan dan lempeng pada sesar ini. Bila batuan yang menumpu merosot ke bawah akibat batuan penumpu di kedua sisinya bergerak saling menjauh, sesarnya dinamakan sesar normal (normal fault). Bila batuan yang menumpu terangkat ke atas akibat batuan penumpu di kedua sisinya bergerak saling mendorong, sesarnya dinamakan sesar terbalik (reverse fault). Bila kedua batuan pada sesar bergerak saling menggelangsar, sesarnya dinamakan sesar geseran-jurus (strike-slip fault).

Sesar normal dan sesar terbalik, keduanya menghasilkan perpindahan vertikal (vertical displacement), sedangkan sesar geseran-jurus menghasilkan perpindahan horizontal (horizontal displacement).

Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng utama dunia yaitu lempeng Australia, Eurasia, dan Pasifik. Lempeng Eurasia dan Australia bertumbukan di lepas pantai barat Pulau Sumatera, lepas pantai selatan pulau Jawa, lepas pantai Selatan kepulauan Nusatenggara, dan berbelok ke arah utara ke perairan Maluku sebelah selatan. Antara lempeng Australia dan Pasifik terjadi tumbukan di sekitar Pulau Papua. Sementara pertemuan antara ketiga lempeng itu terjadi di sekitar Sulawesi. Itulah sebabnya mengapa di pulau-pulau sekitar pertemuan 3 lempeng itu sering terjadi gempabumi.

Gambar 3. Peta Kepulauan Indonesia pada pertemuan 3 lempeng

Berikut ini adalah 25 Daerah Wilayah Rawan Gempabumi Indonesia yaitu: Aceh, Sumatera Utara (Simeulue), Sumatera Barat – Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten Pandeglang, Jawa Barat, Bantar Kawung, Yogyakarta, Lasem, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kepulauan Aru, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sangir Talaud, Maluku Utara, Maluku Selatan, Kepala Burung-Papua Utara, Jayapura, Nabire, Wamena, dan Kalimantan Timur.

Berdasarkan atas penyebabnya, gempa bumi dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Gempa Tektonik

Adalah gempa yang disebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik. Lempeng tektonik bumi kita ini terus bergerak, ada yang saling mendekat di bagi menjadi:

1.   Penujaman antara kedua lempeng samudra

2.   Penujaman antara kedua lempeng samudra dan lempeng benua

3.   Tumbukan antara kedua lempeng benua

Yang Saling menjauh atau saling mendekat. Karena tepian lempeng yang tidak rata, jika bergesekan maka, timbullah friksi. Friksi inilah yang kemudian melepaskan energy goncangan.

b. Gempa Vulkanik

Adalah gempa yang disebabkan oleh kegiatan gunungapi. Magma yang berada pada kantong di bawah gunung tersebut  mendapat tekanan dan  melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran tanah. Gempa ini disebabkan oleh kegiatan gunungapi. Magma yang berada pada kantong di bawah gunung tersebut  mendapat tekanan dan  melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran tanah.

c. Gempa Reruntuhan

Adalah gempa lokal yang terjadi apabila suatu gua di daerah topografi karst atau di daerah pertambangan runtuh. Sifat gempa bumi runtuhan : Melalui runtuhan dari lubang-lubang interior bumi.

Sebenarnya mekanisme gempa tektonik dan vulkanik adalah sama. Naiknya magma ke permukaan juga dipicu oleh pergeseran lempeng tektonik pada sesar bumi. Biasanya ini terjadi pada batas lempeng tektonik yang bersifat konvergen (saling mendesak). Hanya saja pada gempa vulkanik, efek goncangan lebih ditimbulkan karena desakan magma, sedangkan pada gempa tektonik, efek goncangan langsung ditimbulkan oleh benturan kedua lempeng tektonik. Bila lempeng tektonik yang terlibat adalah lempeng benua dengan lempeng samudra, sesarnya berada di dasar laut, karena itu biasanya benturan yang terjadi berpotensi menimbulkan tsunami.

Ø      Menurut Fowler, 1990 mengklasifikasikan gempa berdasarkan kedalaman focus sebagai berikut :

§   Gempa dangkal : kurang dari 70 km

§   Gempa menengah : kurang dari 300 km

§   Gempa dalam : lebih dari 300 km (kadang-kadang > 450 km)

Ø      Anatomi Gempa

Ilmu yang mempelajari tentang gempa disebut dengan seismologi. Ilmu ini mengkaji tentang apa yang terjadi pada permukaan bumi di saat gempa, bagaimana energi goncangan merambat dari dalam perut bumi ke permukaan, dan bagaimana energi ini dapat menimbulkan kerusakan, serta proses penunjaman antar lempeng pada sesar bumi yang menyebabkan terjadinya gempa.

2. Proses Gempa Bumi

Lempeng samudera yang rapat, massanya lebih besar ketika bertumbukkan dengan lempeng benua di zona tumbukan (subduksi) akan menyusup ke bawah. Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat gesekan dari selubung bumi. Perlambatan gerak itu menyebabkan penumpukkan energi di zona subduksi dan zona patahan. Akibatnya di zona-zona itu terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Pada saat batas elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses ini menimbukan getaran partikel ke segala arah yang disebut gelombang gempa bumi.

Gambar 4.Gerakan lempeng yang bergeser

Gambar 5. Penujaman Lempeng Samudra dan Lempeng Benua

Gambar 6. Proses Kejadian Gempa

Gambar 7. Zone tekanan dan Gesekan Gempa Bumi

Hipocenter (focus gempa) adalah istilah yang dugunakan untuk menyebut titik pusat gempa, tempat dimana sumber energi dilepaskan. Epicenter adalah daerah permukaan yang terdeka dengan Hipocenter. Daerah yang terletak di epicenter inilah yang merasakan guncangan gempa paling besar. Pada gambar diatas bisa kita pahami kedua istilah tersebut.

Dikenal terdapat 2 jenis gelombang yang dihasilkan dari proses terjadinya gempa bumi, yaitu gelombang S (sekunder) dan Gelombang P (Primer).

Gambar 8. Gelombang Gempa Merambat Secara Longitudinal dan Transversal

Gambar 9. Guncangan di Permukaan Akibat Perambatan Gelombang Gempa

C. KLASIFIKASI GEMPA BUMI

Gempa bumi dapat diklasifikasikan menjadi empat, antara lain:

1.      Berdasarkan peristiwa yang menyebabkannya, gempabumi dibedakan atas:

a. Gempa Tektonik

Gempa tektonik merupakan gempa yang mengiringi gerakan tektonik suatu atau beberapa lempeng yang menghasilkan suatu patahan (fault). Jenis gempa ini merupakan jenis gempa yang terkuat dan meliputi area yang cukup luas. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik.

Teori dari tektonic plate (plat tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Gempa bumi tektonik dapat dikatakan memang unik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi.

Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat Indonesia pada Selasa, 26 Oktober  2010 dengan kekuatan gempa 7.2 skala Richter.

b. Gempa Vulkanik

Gempa vulkanik merupakan gempa yang terjadi saat sebelum dan sedang terjadi letusan gunung api. Jenis gempa ini kurang kuat jika dibandingkan dengan jenis gempa tektonik dan hanya terasa di daerah sekitar gunung tersebut.

Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.

Gambar 10. Gempa Vulkanik dari Anak Krakatau

c. Gempa Runtuhan (terban)

Gempa ini merupakan gempa yang terjadi akibat runtuhnya atap gua yang terdapat dalam litosfer, seperti gua kapur dan terowongan tambang. Jenis gempa ini relatif lemah dan hanya terasa di sekitar tempat runtuh itu terjadi.

Gambar 11.Fenomena gempa runtuhan

2.      Berdasarkan bentuk episentrumnya, gempa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a.       Gempa Linier

Bentuk episentrum gempa jenis ini yaitu berbentuk garis. Gempa tektonik umumnya termasuk jenis gempa linear, sebab “patahan” sudah tentu merupakan suatu garis.

b.      Gempa Sentral

Bentuk episentrum jenis gempa ini yaitu berupa titik. Jenis gempa yang termasuk dalam gempa sentral yaiu gempa vulkanik.

3.      Berdasarkan letak kedalaman hiposentrum, dibedakan menjadi:

a.       Gempa dalam

Letak hiposentrum pada kedalaman lebih dari 300 kilometer di bawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya. Tempat yang pernah mengalami adalah dibawah Laut Jawa, Laut Sulawesi, dan Laut Flores

b.      Gempa intermedier

Letak hiposentrum pada kedalaman antara 60 – 300 kilometer km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa. Tempat yang pernah terkena antara lain Sepanjang Pulau Sumatera bagian barat, Pulau Jawa bagian selatan, sepanjang Teluk Tomini, Laut Maluku, dan Kep. Nusa Tenggara.

c.       Gempa dangkal

Letak hiposentrum pada kedalaman kurang dari 60 kilometer km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar. Tempat yang pernah terkena antara lain Pulau Bali, Pulau Flores, Yogyakarta, dan Jawa Tengah.

4.      Berdasarkan letak episentrumnya, gempa dapat dibedakan atas:

a.       Gempa lautan

Jika letak episentrumnya di dasar laut atau dipermukaan laut atau hiposentrumnya terdapat di bawah dasar laut.

b.      Gempa daratan

Letak episentrumnya di daratan.

Pusat gempa di dalam bumi disebut hiposentrum, sedangkan gempa di permukaan bumi di atas hiposentrum disebut episentrum. Daerah di sekitar episentrum merupakan daerah paling besar kerusakannya. Episentrum di Indonesia kebanyakan terdapat di bawah permukaan laut sehingga kerusakan yang terjadi di daratan tidak begitu besar, tetapi bahaya yang lebih besar disebabkan oleh terjadinya tsunami akibat episentrum di tengah laut. Gempa bumi dapat dipetakan berdasarkan pusat gempa dan skala gempanya, tetapi tidak dapat diperkirakan kapan gempa bumi akan terjadi.

Berikut beberapa macam garis pada peta gempa :

a.       Homoseista, adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang dilalui gempa pada waktu yang sama.

b.      Isoseista, adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang dilalui oleh gempa dengan intensitas yang sama.

c.       Pleistoseista,  adalah garis yang mengelilingi daerah yang mengalami kerusakan terhebat akibat gempa bumi. Pleistoseista ini mengelilingi episentrum karena kerusakan yang terhebat di sekitar episentrum. Isoseista yang pertama juga merupakan pleistoseista.

Gempa bumi merambat melalui tiga macam getaran, sebagai berikut:

a.       Getaran Longitudinal (merapat – merenggang)

Getaran berasal dari hiposentrum dan bergerak melalui dalam bumi dengan kecepatan tinggi, yaitu 7–14 km per jam. Getaran ini terjadi paling awal dan merupakan getaran pendahuluan yang pertama sehingga disebut getaran primer (P). Getaran ini belum menimbulkan kerusakan.

b.      Getaran transversal (naik turun)

Getaran transversal atau naik turun berasal dari hiposentrum dan juga bergerak melalui dalam bumi dengan kecepatan antara 4–7 km per jam. Getaran ini datang setelah getaran longitudinal dan merupakan getaran pendahuluan kedua sehingga disebut getaran sekunder (S). Getaran ini juga belum menimbulkan kerusakan.

c. Getaran gelombang panjang

Getaran ini berasal dari episentrum dan bergerak melalui permukaan bumi dengan kecepatan antara 3,8–3,9 km per jam. Getaran ini datangnya paling akhir, tetapi merupakan getaran pokok yang sering menimbulkan kerusakan

D. DAMPAK TERJADINYA GEMPA BUMI

Gempa memiliki kekuatan yang bervariasi,yakni gempa yang berkekuatan rendah,sedang dan tinggi. Apabila gempa bumi berkekuatan sedang dan tinggi terjadi didekat daratan maka akan menimbulkan kerusakan secara fisik yang hebat. Contohnya jalan raya terputus, seluruh bangunan terbelah.

Gambar 12. Jalan yang rusak akibat dari gempa

Gambar 13.Bangunan yang rusak akibat adanya gempa

Gempa bumi juga dapat menimbulkan bencana sekunder. Contohnya terputusnya listrik,telepon,jaringan air minum, kebakaran, ledakan dan kekeringan

Gempa bumi yang kuat apabila terjadio di dasar laut dapat menimbulkan gelombang laut yang besar atau yang biasa disebut TSUNAMI. Tsunami dapat memiliki kecepatan lebih dari 500 km/jam.

Tsunami adalah gelombang besar yang di akibatkan oleh pergeseran bumi di dasar laut. Kata tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang pelabuhan.

E. CIRI-CIRI TERJADINYA GEMPA BUMI

Gempa bumi yang terjadi memang menakutkan, namun hal ini tidak bisa dihindari mengingat Indonesia termasuk negara yang rawan akan gempa. Untuk itu, mempelajari dan mewaspadai ciri-ciri yang biasanya terjadi sebelum gempa adalah hal yang bijaksana.

Ada beberapa ciri-ciri yang dapat terlihat jika akan terjadi gempa bumi. Beberapa ciri-ciri tersebut antara lain:

Lihat ke Langit

Jika di langit ada awan yang berbentuk seperti angin tornado, pohon, atau batang, di mana bentuknya berdiri, itu adalah awan gempa yang biasanya muncul sebelum gempa terjadi. Awan yang berbentuk aneh itu terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis berkekuatan hebat dari dasar bumi, sehingga gelombang elektromagnetis tersebut ‘menghisap’ daya listrik di awan, oleh karena itu bentuk awannya jadi seperti tersedot ke bawah. Gelombang elektromagnetis berkekuatan besar itu sendiri terjadi akibat adanya patahan atau pergeseran lempeng bumi. Tapi kemunculan awan gempa seperti itu di langit tidak selalu berarti akan ada gempa. Bisa saja memang bentuknya seperti itu.

Coba diuji medan elektromagnetis di dalam rumah

Cek siaran teve, apakah ada suara brebet-brebet ataukah tidak. Jika terdapat mesin fax, cek apakah lampunya blinking biarpun lagi tidak transmit data. Lalu coba minta orang lain mengirim fax ke kita, cek apakah teksnya yang diterima berantakan atau tidak. Coba matikan juga aliran listrik. Cek apakah lampu neon tetap menyala redup atau remang-remang biarpun tak ada arus listrik. Kalo tiba-tiba teve brebet-brebet, lampu fax blinking, padahal sedang tidak transmitting, teks yang kita terima berantakan dan neon tetap menyala biarpun tidak ada arus listrik, itu berarti memang sedang ada gelombang elektromagnetis luar biasa yang sedang terjadi tapi kasat mata dan tidak dapat dirasakan oleh manusia.

Perhatikan hewan-hewan

Cek apakah hewan-hewan seperti “menghilang”, lari atau bertingkah laku aneh/ gelisah. Insting hewan biasanya tajam dan hewan bisa merasakan gelombang elektromagnetis.

Air tanah

Lihat juga apakah air tanah tiba-tiba menjadi surut tidak seperti biasanya.

Jika empat tanda ini ada atau terlihat dalam waktu bersamaan, segeralah bersiap-siap untuk evakuasi. Empat tanda tersebut kemungkinan besar menunjukkan memang akan ada gempa berkekuatan besar. Walaupun demikian, adanya awan gempa yang bentuknya aneh itu, tetap tidak bisa memastikan kapan gempa terjadi. Oleh karena itu jangan tunggu-tunggu lagi, sebisa mungkin langsung melakukan tindakan penyelamatan diri untuk menghindari hal-hal yang paling buruk.

Kalau skala gempanya besar dan episentrumnya terletak di laut, kita harus selalu waspada akan datangnya gelombang tsunami. Tingginya gelombang bisa puluhan meter, bisa juga hanya dua meter. Tapi biarpun hanya dua meter, gelombangnya tidak main-main. Kekuatannya dahsyat (seperti tidak ada habisnya) dan tekanannya bisa mencapai 190 kilogram.

F. SEJARAH GEMPA BUMI DI INDONESIA

Hingga tahun 2010 Indonesia mengalami gempa sebanyak 61 kali, dari sekian banyak gempa pada tahun ini tercacat pula gempa yang paling besar terjadi pada tanggal 16 Juli 2010 pukul 20:35:02 WIB dengan skala 7, 7 SR berada di 537 km Timur Laut Port moresby kedalaman 26 km, kemudian gempa tersebut merambat ke barat wilayah Indonesia yaitu Biak Papua dengan kekuatan 7,1 SR pada kedalaman 10 km, Gempa berkekuatan 7,1 SR itu berada pada lokasi 2,17 Lintang Selatan (LS) dan 136,59 Bujur Timur (BT). Titik gempa berada pada jarak sekitar 123 kilometer arah Tenggara Biak, Papua.

Gambar 14. Pusat Gempa di Biak, Papua

Sedangkan selama kurun waktu abad 20-21 di Indonesia tercatat terjadi 21 bencana gempa yang berpotensi mengakibatkan terjadinya Tsunami, untuk skala terbesar pada abad tersebut sebesar 9,3 SR Pada tanggal 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi dahsyat di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh.

Gempa terjadi pada waktu 7:58:53 WIB. Pusat gempa terletak pada bujur 3.316° N 95.854° E Koordinat: 3.316° N 95.854° E kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 kilometer. Gempa ini berkekuatan 9,3 menurut skala Richter dan dengan ini merupakan gempa bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini yang menghantam Aceh, Sumatera Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Srilangka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika

Gempa yang mengakibatkan tsunami menyebabkan sekitar 230.000 orang tewas di 8 negara. Ombak tsunami setinggi 9 meter. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah. Indonesia, Sri Langka, Inda, dan Thailand yang merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar.

Gempa terbesar sepanjang abad 20 ini menelan banyak kerugian baik material maupun nyawa, jika dikalkulasi kerugian materi mencapai 280 miliar dolar amerika, sedangkan untuk korban nyawa dipastikan sebanyak 151.976 di Indonesia.

Daftar gempa bumi besar (di atas skala Richter 5) di Indonesia (diurutkan menurut tanggal paling lama):

Tabel 1. Daftar Gempa Bumi di Indonesia

Tanggal Kekuatan Episentrum Area Tewas Keterangan
25 November

1833

8.8-9.2 Mw 2°30′N 100°30′E / 2.5°LU 100.5°BT / 2.5; 100.5 Sumatera Gempa disebabkan pecahnya segmen Palung Sumatera sepanjang 1000 km di tenggara area yang mengalami hal yang sama pada gempa 26 Desember 2004. Gempa kemudian memicu terjadinya tsunami yang menerjang pesisir barat Sumatera dengan wilayah terdekat dari pusat gempa adalah Pariaman hingga Bengkulu. Tsunami juga menyebabkan kerusakan parah di Maladewa dan Sri Langka. Selain itu, tsunami juga mencapai Australia bagian utara, Teluk Benggala, dan Thailand meskipun dalam intensitas kecil. Bencana ini tidak terdokumentasi dengan baik sehingga tidak diketahui dengan pasti dampak dan korbannya.
20 September

1899

7.8 Kota Ambon 3.280
2 Februari

1938

8.5 5°03′N 131°37′E / 5.05°LU 131.62°BT / 5.05; 131.62 Pulau Banda dan Pulau Kai Informasi lanjutan: Gempa bumi Laut Banda 1938

Memicu Tsunami yang menerjang Pulau Banda dan Pulau Kai

14 Agustus

1968

7.8 Sulawesi Utara 392
19 Agustus

1977

8.0 Kepulauan Sunda 2.200
12 Desember

1992

7.5 Pulau Flores 2.100 Informasi lanjutan: Gempa bumi Flores 1992
2 Juni

1994

7.2 Banyuwangi 200
4 Juni

2000

7.3 Bengkulu >100
12 November 2004 7.3 Alor 26
26 Desember

2004

9.3 Samudra Hindia Nanggroe Aceh Darussalam dan sebagian Sumatera Utara 131.028 tewas dan sekitar 37.000 orang hilang Informasi lanjutan: Gempa bumi Samudera Hindia 2004
28 Maret

2005

8.2 2°02′N 97°00′E / 2.04°LU 97°BT / 2.04; 97
Samudra Hindia
Pulau Nias Informasi lanjutan: Gempa bumi Sumatera 2005
27 Mei

2006

5.9 7°58′37″S 110°19′05″E / 7.977°LS 110.318°BT / -7.977; 110.318
Bantul, Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Klaten 6.234 Informasi lanjutan: Gempa bumi Yogyakarta 2006
17 Juli

2006

7.7 9°20′02″S 107°15′47″E / 9.334°LS 107.263°BT / -9.334; 107.263
Samudra Hindia
Ciamis dan Cilacap >400 Informasi lanjutan: Gempa bumi Jawa 2006
11 Agustus

2006

6.0 2°22′26″N 96°19′16″E / 2.374°LU 96.321°BT / 2.374; 96.321 Pulau Simeulue
6 Maret

2007

6.4 Mw, 6.3 Mw 0°29′24″S 100°31′44″E / 0.49°LS 100.529°BT / -0.49; 100.529 Solok, Kota Solok, Tanah Datar, dan Kota Bukittinggi >60 Informasi lanjutan: Gempa bumi Sumatera Barat 2007
12 September 2007 7.7 4°31′01″S 101°22′55″E / 4.517°LS 101.382°BT / -4.517; 101.382 Kepulauan Mentawai 10 Informasi lanjutan: Gempa bumi Bengkulu 2007
26 November 2007 6.7 8°17′38″S 118°21′36″E / 8.294°LS 118.36°BT / -8.294; 118.36 Sumbawa >3
17 November 2008 7.7 Sulawesi Tengah 4
4 Januari 2009 7.2 Manokwari 2
2 September

2009

7.3 8°14′S 107°19′E / 8.24°LS 107.32°BT / -8.24; 107.32 Tasikmalaya dan Cianjur >87 Informasi lanjutan: Gempa bumi Jawa Barat 2009
30 September 2009 7.6 Mw 0°43′30″S 99°51′22″E / 0.725°LS 99.856°BT / -0.725; 99.856 Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kota Padang, dan Agam 1.115 Informasi lanjutan: Gempa bumi Sumatera Barat 2009

135.299 rumah rusak berat, 65.306 rumah rusak sedang, & 78.591 rumah rusak ringan

1 Oktober

2009

6.6 Mw 2°26′S 101°35′E / 2.44°LS 101.59°BT / -2.44; 101.59 Kerinci 2
9 November

2009

6.7 8°14′S 118°39′E / 8.24°LS 118.65°BT / -8.24; 118.65 Pulau Sumbawa 1 80 orang luka & 282 rumah rusak berat.

G. GEMPA YOGYAKARTA

1. Gempa Yogyakarta

Gempa bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB  selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey  melaporkan bahwa gempa terjadi sebesar 6,2 pada skala Richter.

Gambar 15. Lokasi Gempa Yogyakarta

Gempa susulan terjadi beberapa kali seperti pada pukul 06:10 WIB, 08:15 WIB dan 11:22 WIB. Gempa bumi tersebut mengakibatkan banyak rumah dan gedung perkantoran yang rubuh, rusaknya instalasi listrik dan komunikasi. Bahkan 7 hari sesudah gempa, banyak lokasi di Bantul yang belum teraliri listrik. Gempa bumi juga mengakibatkan Bandara Adi Sutjipto ditutup sehubungan dengan gangguan komunikasi, kerusakan bangunan dan keretakan pada landas pacu, sehingga untuk sementara transportasi udara dialihkan ke Bandara Achmad Yani Semarang dan Bandara Adisumarmo Solo.

2. Lokasi Gempa

Lokasi gempa menurut Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia terjadi di koordinat 8,007° LS dan 110,286° BT pada kedalaman 17,1 km. Sedangkan menurut BMG, posisi episenter  gempa terletak di koordinat 8,26° LS dan 110,31° BT  pada kedalaman 33 km.itu di nyatakan sesaat terjadi gempa. Setelah data dari berbagai Stasiun yang dipunyai jejaring BMG dan dilakukan perhitungan, update terakhir BMG menentukan pusat gempa berada di 8.03 LS dan 110,32 BT (update ke tiga) pada kedalaman 11,3 Km dan kekuatan 5.9 SR Mb (Magnitude Body) atau setara 6.3 SR Mw (Magnitude Moment).USGS memberikan koordinat 7,977° LS dan 110,318 BT pada kedalaman 35 km. Hasil yang berbeda tersebut dikarenakan metode dan peralatan yang digunakan berbeda-beda.

Secara umum posisi gempa berada sekitar 25 km selatan-barat daya Yogyakarta, 115 km selatan Semarang, 145 km selatan-tenggara Pekalongan dan 440 km timur-tenggara Jakarta. Walaupun hiposenter gempa berada di laut, tetapi tidak mengakibatkan tsunami. Gempa juga dapat dirasakan di Solo, Semarang, Purworejo, Kebumen dan Banyumas. Getaran juga sempat dirasakan sejumlah kota di provinsi Jawa Timur seperti Ngawi, Madiun, Kediri, Trenggalek, Magetan, Pacitan, Blitar dan Surabaya.

Gambar 16. Kawasan Pusat Gempa

Menurut data terkini, jumlah korban mencapai 5.176 orang meninggal dan antara 37.000 sampai dengan 50.000 orang terluka.  Diperkirakan 600.000 orang saat itu tidak punya tempat berlindung permanen.

3. Dampak Gempa Bantul

Gempa Bantul merupakan salah satu bencana alam yang memakan korban besar setelah peristiwa Stunami di Meulaboh. Selain itu jumlah total kerusakan dan kerugian karena gempa ini diperkirakan senilai US$ 3,1 miliar (CGI, 2006). Hal ini membuat gempa Yogya berada di urutan keempat dari bencana alam yang paling merugikan di negara sedang berkembang dalam 10 tahun terakhir ini.  Yang terkena dampak paling parah adalah rumah-rumah, sehingga menyumbangkan lebih dari setengah dari total  jumlah kerugian dan kerusakan.  Diperkirakan 154.000 rumah hancur total dan 260.000 rumah mengalami beberapa kerusakan.  Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah total gabungan dari rumah-rumah yang perlu direkonstruksi dan diperbaiki di daerah-daerah di Indonesia yang terkena bencana tsunami 26 Desember 2004 dan gempa Nias 28 Maret 2005.

Daerah yang mengalami dampak paling parah adalah Kabupaten Bantul di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dimana 47.000 rumah hancur, dan Kabupaten Klaten di Provinsi Jawa Tengah, dimana 66.000 rumah hancur.  CGI, 2006 memperkirakan adanya 4,1 juta meter kubik puing-puing di daerah-daerah yang terkena dampak gempa.

Gambar 17. Puing-Puing sisepanjang jalan utama menuju imogiri

Gambar 18. Puing-puing di Gantiwarno (Klaten, Jawa Tengah)

Kerusakan Rumah Penduduk

Banyak rumah yang rusak parah akibat gempa ini. Diperkirakan 7,4% persediaan perumahan telah hilang di enam kabupaten yang mengalami kerusakan paling parah (CGI, 2006). Di beberapa desa, 70-90% dari rumah-rumah tersebut hancur total.  Rumah-rumah yang ada di daerah yang terkena gempa dapat dibagi menjadi tiga kategori umum:

  • Rumah pasangan bata tanpa tulangan, rumah-rumah yang lebih tua (dibangun sebelum tahun 1990) terdiri dari dinding pasangan bata tanpa tulangan dengan atap pelana atau perisai dan kuda kuda dari kayu atau beratap bambu dengan genting.
  • Rumah ikatan bata atau setengah ikatan bata – rumah-rumah yang lebih baru (dibangun setelah tahun 1990) dibangun dengan ikatan atau setengah ikatan bata, batako atau batu di dalam dinding beton dengan atap pelana atau perisai dengan kuda kuda dari kayu atau beratap bambu dengan genting.
  • Rumah kayu, rumah dengan rangka kayu jarang dijumpai; kalaupun ada sering kali masih ada dinding pasangan batanya.

Gambar 19. Rumah Pasangan Bata Tanpa Tulang

Gegung-Gedung Yang Rusak Parah

  • Mall Saphir Square mengalami kerusakan parah di lantai 4 dan 5. Tembok depan Mall lantai tersebut roboh hingga berlubang, kanopi teras Mall ambruk dan menimpa teras Mall yang sebagian ikut roboh.
  • Mall Ambarukmo Plaza, yang saat itu belum lama dibuka, mengalami kerusakan tak terlalu parah. Beberapa bagian tembok terlihat retak-retak dan terkelupas.
  • GOR Universitas Ahmad Dahlan mengalami kerusakan parah. Atap GOR roboh dan hanya tersisa tembok di sisi-sisinya.
  • STIE Kerja Sama di Jl. Parangtritis rusak sangat parah.
  • ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta, Jl. Parangtritis Km.6,5 kerusakan sangat parah.

Gambar 20. Kerusakan Mall Shapir Sguare

Situs Kuno dan Lokasi Wisata yang Rusak

  • Candi Prambanan  mengalami kerusakan yang cukup parah dan ditutup sementara untuk diteliti lagi tingkat kerusakannya. Kerusakan yang dialami candi prambanan kebanyakan adalah runtuhnya bagian-bagian gunungan candi dan rusaknya beberapa batuan yang menyusun candi
  • Makam Imogiri juga mengalami kerusakan yang cukup parah. Beberapa kuburan di Imogiri amblas, lantai-lantai retak dan amblas, sebagian tembok dan bangunan makam yang runtuh, juga hiasan-hiasan seperti keramik yang pecah.
  • Salah satu bangsal di Kraton Yogyakarta, yaitu bangsal Trajumas yang menjadi simbol keadilan ambruk.
  • Candi Borobudur yang terletak tak jauh dari lokasi gempa tak mengalami kerusakan berarti
  • Obyek Wisata Kasongan mengalami kerusakan parah saperti Gapura Kasongan yang patah di kiri dan kanan gapura dan ruko-ruko kerajinan keramik yang sebagian besar rusak berat bahkan roboh.

Gambar 21. Makam Raja-Raja Jawa Di Imogiri, Bantul Rusak

4. Peta Persebaran Kerusakan Gempa

Daerah kerusakan ini adalah lokasi yang paling berdekatan dengan pusat gempa disepanjang Patahan Opak yg membentang dari baratdaya-timurlaut. Warna hijau menunjukkan tinggian sedang warna coklat daerah topografi rendah. Kuning – kerukan ringan, orange – kerusakan sedang, dan merah kerusakan berat.

Gambar 22.Peta Lokasi Dampak Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006

“Tempat-tempat yg mengalami kerusakan terutama disebelah barat dari lokasi gempa ini. Mengapa ?”

Selain daerah kerusakan ini lebih padat penduduk dibandingkan sebelah timur yg berupa pegunungan selatan, daerah ini dibawahnya terususun oleh batuan lunak yg akan meredam energi gempa artinya terjadi percepatan gelombang. Bayangkan kalau energi diserap disini artinya banyak energinya yg dilepaskan dalam menggetarkan daerah ini. Bagian timur dari daerah ini berupa perbukitan terdiri atas batuan keras. Dengan demikian energi gelombang akan melewatinya dan percepatan gelombangnya relatif lebih kecil dan daya rusaknya juga lebih kecil. Namun gelombang gempa ini menjalar jauh kearah timur. Bahkan menurut laporan USGS getaran ini dirasakan hingga di daerah Bali.

Perlu diketahui bahwa proses rehabilitasi daerah pasca gempa perlu memperhatikan daya dukung (uji tapak) sebelum dibangun kembali. Daerah-daerah yg bekas mengalami gempa tentunya harus dikaji ulang daya dukungnya.

Penelitian atau mitigasi bencana “harus” dilakukan terlebih dahulu sebelum pembangunan ulang ini. Pemerintah perlu menganggarkan dana khusus utk melakukan penelitian daya dukung lahan sebelum proses pemulihan lokasi kerusakan ini.

a.       Sebelum                                         b. Sesudah

Gambar 23.Lokasi Dampak Gempa Yogyakarta sebelun dan sesudah terjadi gempa

Gambar satelit dibawah ini memperlihatkan efek akibat gempa 27 Mei 2007.

Gambar ini didaerah bantul sekitar 7-10 Km dari pusat gempa.

a.       Sebelum                                                     b. Sesudah

Gambar 24.Lokasi Dampak Gempa Yogyakarta sebelun dan sesudah terjadi gempa

Berdasarkan pada citra di atas dapat diketahui bahwa begitu kuatnya gempa Yogyakarta ini. Banyak rumah-rumah yang roboh akibat kuatnya gempa, infrastuktur di Bantul, Yogyakarta benar-benar lumpuh pada saat itu.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gempa bumi adalah peristiwa berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif aktivitas gunung api atau runtuhan batuan. Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak selain itu gempa bumi dapat diakibatkan oleh adanya aktivitas vulkanisme, runtuhan dan meteor yang jatuh mengenai permukaan bumi.

Lempeng samudera yang rapat, massanya lebih besar ketika bertumbukkan dengan lempeng benua di zona tumbukan (subduksi) akan menyusup ke bawah. Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat gesekan dari selubung bumi. Perlambatan gerak itu menyebabkan penumpukkan energi di zona subduksi dan zona patahan. Akibatnya di zona-zona itu terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Pada saat batas elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba.

Gempa bumi dapat diklasifikasikan menjadi empat, antara lain:

1.   Berdasarkan peristiwa yang menyebabkannya

2.   Berdasarkan bentuk episentrumnya

3.   Berdasarkan letak kedalaman hiposentrum

Gempa bumi merambat melalui tiga macam getaran

a. Getaran Longitudinal (merapat – merenggang)

b.   Getaran transversal (naik turun)

c. Getaran gelombang panjang

Gempa bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB  selama 57 detik. Gempa ini merupakan gempa tektonik yang pusatnya dekat dengan daratan sehingga mengakibatkan banyaknya korban dan infrastruktur yang rusak.

Dampak dari gempa Yogyakarta ini sangatlah memprihatinkan. Ribuan orang tewas dan ratus ribuan rumah dan bagunan rusak akibat terjangan gelombang gempa yang sangat dasyat. Banyaknya korban yang berjatuhan dikarenakan di Yogyakarta yang dilewati oleh gelombang gempa banya terdapat bengunan dan kejadian tersebut berlangsung saat dini hari dimana banyak orang yang masih sibuk dengan aktifitasnya di dalam rumah sehingga tidak dapat menyelamatkan diri.

B. Saran

Dengan adanya peristiwa di Yogyakarta pada 27 Mei 2006 ini maka hendaknya ini semua menjadi pelajaran bagi yang lainnya. Dan hendaknya pemerintah lebih memperhatikan pada daerah-daerah yang rawan bencana. Selain itu hendaknya terdapat penyuluhan-penyuluhan kepada masyarat untuk bagaimana cara menyelamatkan diri di saat terjadi bencana gempa bumi.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi

http://regional.kompas.com/read/2010/12/11/21505484/PMI.Bantul.Sisir.Cari.Korban.

http://friends.smansakra.sch.id/blogs/entry/PENGERTIAN-GEMPA-dan-letak-indonesia

http://mynoble.files.wordpress.com/2008/07/makalah-gempa-bumi.doc

http://www.g-excess.com/id/pengertian-dan-macam-macam-pada-gempa-bumi.html

http://kucrit.info/gempa-bumi

http://aghkuw-giitu.blogspot.com/2009/01/faktor-penyebab-terjadinya-gempa-bumi.html

http://www.g-excess.com/id/pengertian-dan-tipe-gempa-bumi.html

http://www.usaha-bareng.co.cc/2010/11/pengertian-gempa-bumi.html

http://www.ngiten.co.cc/pengertian-penyebab-dan-tipe-gempa-bumi.html

http://maksumpriangga.com/definisi-skala-richter-pada-gempa-bumi.html

http://www.kaskus.us/showthread.php?p=307890723

http://kangnawar.com/bencana/pengertian-dan-istilah-istilah-bencana-alam

http://www.reindo.co.id/gempa/Reference/pengertian_gempa.htm

http://www.tugaskuliah.info/2010/05/makalah-gempa-bumi.html

http://id.shvoong.com/exact-sciences/1855241-proses-terjadinya-gempa-bumi/

http://www.sammy-summer.co.cc/2010/08/empat-ciri-ciri-terjadinya-gempa-bumi.htm

http://fianzoner.blogspot.com/2010/11/tips-menghadapi-gempa-bumi.html

gempa, apa dan bagaimana

http://dimas-zone.blogspot.com/2010/09/gambaran-terjadinya-bumi.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/penyebab-gempa-bumi-dan-dampak-gempa-bumi/comment-page-1/

http://satlakpb.tangerangkota.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=21:akibat-gempa-bumi&catid=30:gempa-bumi&Itemid=6

Klik untuk mengakses 2.6_Gempa%20Bumi.pdf

Klik untuk mengakses KajiandampakgempadiBengkulu.pdf

http://news-todayz.blogspot.com/2010/08/gempa-bantul.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Yogyakarta_2006

http://wikimapia.org/17951807/pusat-gempa-bantul-2006

http://www.suarapembaruan.com/home/gempa-guncang-bantul/957

Kategori:Geografi
  1. Belum ada komentar.
  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar